Buat yang suka browsing di bandara atau di mall yang menyediakan hotspot gratis mungkin anda pernah browsing melalui wifi dan mendapatkan bahwa disetiap sisi gedung lokasi tersebut mendapat satu SSID sama yang sinyalnya besar disemua lokasi tersebut dan anda bebas bergerak kemana saja dengan membawa gadget anda yang selalu terhubung dengan wifi tersebut. Padahal digedung tersebut mungkin terdapat puluhan atau mungiin ratusan access point wifi. Selain praktis juga sangat flexible, karena kita tdk perlu sinkronisasi ulang dengan jaringan wifi lainnya ketika kita bergerak dari satu tempat ketempat lainnya didalam gedung tersebut. Saat ini banyak perusahaan menerapkan metode ini untuk mengcover kebutuhan akses internet maupun data sharing dalam suatu local area network (LAN) didalam kantor atau gedung perusahaan tersebut yang areanya cukup luas maupun berbeda lantai.
Selain murah, kecepatan akses wifi saat ini sudah hampir mencapai gigabit ethernet dengan standar 802.11n. Bahkan standar baru sudah ada yang melebihi gigabit ethernet yaitu 1300mbps. Sehingga saat ini banyak diterapkan jaringan dengan teknologi access wifi untuk menggantikan jaringan access kabel tembaga.
Bagaimana cara kerja mobile wifi ini? Apa saja yang diperlukan?
1. Access Point
Untuk membuat jaringan wifi tentu memerlukan access point wifi. Access point wifi saat ini begitu mudah kita dapatkan dari yang paling murah dengan harga 100rb-an sampai yang paling mahal dengan harga belasan juta.
Saat ini produk yang ada dipasaran seperti TP-link, Dlink, linksys maupun Cisco Aeronet sdh banyak support 802.11n(108mbps s/d 600mbps), selain standar 802.11b/g yang memiliki kecepatan 11mbps dan 54mbps, serta dual frequency yaitu 2.4Ghz dan 5.8Ghz.
Frekuensi wifi 2.4Ghz adalah frekuensi unlincense, namun regulasi membatasi daya wifi tidak boleh melebihi 100mWatt dan disayangkan warnet2 dan ISP kecil di Jakarta sepertinya “main gede-gedean” power, sehingga jaringan wifi kita yang didalam rumah pun bisa terganggu. Selain itu banyaknya AP dalam hal ini menjadikan tidak ada kanal yang bebas lagi di frekuensi 2.4Ghz yang berakibat interferensi frekuensi dan menjadi kendala utama jaringan wifi. Frekuensi 5.8Ghz lebih “bersih” dari interferensi namun frekuensi 5.8Ghz diudara bebas harus disertai lisensi.
2. Access Point Controller/ Wireless Lan Controler (WLC)
Untuk menyatukan beberapa access point (AP) menjadi sebuah kesatuan layaknya jaringan selular, diperlukan sebuah Access Point Controler. AP Controler inilah yang akan memanage AP yang terkoneksi dalam jaringannya. AP controler akan memantau keberadaan AP yang ada dijaringan sekaligus memantau client yang bergerak dan akan otomatis men-switch koneksi client wifi tersebut dari sinyal rendah ke sinyal yang tinggi, hampir persis sama seperti jaringan selular GSM atau CDMA. Gambar dibawah adalah diagram sebuah jaringan skala medium enterprise. Terlihat beberapa wireless lan controler yang terintegrasi dalam jaringan besar. Puluhan atau ratusan access point dalam sebuah gedung dintergrasikan dengan WLC, antar WLC terintegrasi melalui trunk-trunk menuju core network.

Medium Enterprise Design Profile Overview. Source http://www.cisco.com
Dalam sebuah jaringan sederhana dapat kita ambil satu bagian dari wlan controler ini dan beberapa access point.

CAPWAP Access Point to WLC Communication . Source http://www.cisco.com

Cisco Aeronet + WLC 5500 series . Source http://www.cisco.com
Bisakah diimplementasikan dirumah?
Jawabnya tentu saja bisa, hanya saja seberapa luas rumah anda agar sistem ini efektif. Namun yang cukup menarik menurut saya adalah jika jaringan mobile wifi ini diterapkan untuk RT/RW net. Selain kenyamanan user/client yang meningkat jauh, juga sistem management yang lebih baik akan dapat diterapkan, terlepas dari masalah biaya besar yang harus dikeluarkan untuk investasi perangkat tentunya.
Dilain kesempatan saya akan coba review produk similar yang cukup menarik karena merupakan produk kelas enterprise namun dengan harga relatif terjangkau untuk diterapkan dirumah atau RT/RWnet.
salam
bbm